Gizi Buruk dan Cara Mengatasinya

Gizi Buruk dan Cara Mengatasinya

Gizi Buruk dan Cara Mengatasinya

Pengertian Gizi buruk

Gizi buruk atau yang dikenal sebagai kwashiorkor dalam dunia medis, merupakan salah satu bentuk malnutrisi. Malnutrisi itu sendiri dapat dipahami sebagai kesalahan dalam pemberian nutrisi. Kesalahan bisa berupa kekurangan maupun kelebihan nutrisi.

Pada dasarnya kwashiorkor bisa diartikan sebagai kondisi dimana seseorang kekurangan asupan yang mengandung energi dan protein. Padahal protein dibutuhkan tubuh dalam proses pembentukan sel-sel baru. Selain itu, asupan ini juga turut membantu proses perbaikan sel-sel yang rusak.


Gizi buruk ini umumnya terjadi di kawasan negara-negara berkembang dan menyerang anak-anak. Lebih dari 54 persen balita meninggal dunia akibat gizi buruk berdasarkan Badan Kesehatan Dunia (WHO). Risiko kematian anak dengan gizi buruk 13 kali lebih besar dibandingkan dengan anak normal.

Penyebab utama dari gizi buruk adalah kurangnya balita atau anak-anak dalam memperoleh makanan dengan kandungan energi dan protein yang cukup. Hal ini dikaitkan dengan tingkat ekonomi masyarakat. Selain itu kurangnya pengetahuan orang tua akan pentingnya nutrisi bagi tumbuh kembang anak.


Dampak Yang ditimbulkan

Gizi buruk yang dialami seorang anak akan menyerang saraf yang menghambat pertumbuhan pada anak. Bila komplikasi terjadi, anak dapat mengalami tahap-tahap perkembangan menjadi lebih lambat dibanding anak normal seusianya. Selain itu anak juga dapat mengalami kesulitan belajar, mudah terserang penyakit berat, gangguan berbagai macam organ, hingga dapat terjadi kematian.


Ciri-ciri Penderita Gizi Buruk

Jika seorang dokter akan mengenali secara spesifik dengan riwayat kesehatan mereka, Jika dilihat dari luar anggota tubuh mungkin ciri fisiknya akan seperti ini, Penyakit yang paling sering terdeteksi adalah penyakit infeksi akibat kekebalan tubuh yang rendah. Kurangnya konsentrasi dan daya tangkap yang lamban pada si anak.


Gejala gizi buruk atau kwashiorkor yang akan tampak adalah:

  • Pucat, kurus, perut cembung, dan kehilangan massa otot pada keempat anggota geraknya
  • Anak terlihat sering gelisah
  • Terjadi gangguan pertumbuhan meliputi berat badan dan tinggi badan
  • Rambutnya menjadi mudah tercabut, tampak kusam, kering, dan sering terjadi perubahan warna
  • Dapat pula terjadi perubahan pada kulit, kulit menjadi bersisik, terdapat bercak-bercak putih dan merah muda dengan tepi kehitaman
  • Anak juga akan menderita anemia akibat kekurangan nutrien seperti zat besi dan vitamin B kompleks.


Pada tahap awal harus diberikan asupan kalori untuk memenuhi kebutuhan energinya tanpa melibatkan asupan protein terlebih dahulu. Jika kebutuhan kalori sudah tercukupi, barulah asupan protein bisa mulai diberikan. Pemberian protein dapat dilakukan dari kadar yang rendah yang secara bertahap terus ditambah.

Penanganan dirumah bisa dilakukan dengan mencukupkan kebutuhan gizi seimbang bagi anak. Makanan yang dikonsumsi harus lengkap mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral. Namun ingatlah untuk memberikannya secara perlahan dan terkontrol. Untuk tahap awal, pastikan Anda melibatkan bantuan dokter.
Advertisement

Baca juga:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel